Kamis, 20 Agustus 2015

Doktrin Trinitas Yang Mysteri

Trinitas adalah tiga Tuhan dalam satu. Tuhan Allah adalah misteri. Tak seorang pun pernah melihat atau mengetahui seperti apa Tuhan itu. Yesus adalah manusia dengan tulang dan daging. Beliau hidup di dunia ini sebagai orang yang memiliki sejarah hidup. Roh Kudus adalah “Tuhan” ciptaan Konsili yang tidak dikenal di zaman Yesus.

kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus”. (Kis. 19:2)

Naskah Laut Mati yang di tulis di zaman Yesus tidak pernah menyebut tentang Roh Kudus yang di sembah.

Reverend Dr. Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Year of Yesus Revealed, 1992, hal 16, menjelaskan:

Few believing Christians yet realize (for few scholar are yet adminitting) how many important doctrines are doe to be change radically, and how many others should eventually be eliminated when the Scroll are properly recognized and evaluated in relation to the New Testament. The very vulnerable doctrine of the Holly Spirit will have to go, as we shall see, and will take with it inevitably the doctrine of the Trinity, which was never in the Bible anyway”.

(Hanya sedikit pemeluk agama Kristen yang hingga saat ini menyadari (sebagaimana hanya sedikit para ilmuwan yang hingga saat ini mau mengakui), betapa banyak ajaran dasar agama Kristen yang harus dirubah secara radikal dan beberapa banyak lainnya yang harus di singkirkan (dari Alkitab) bila Naskah (Laut mati) diakui dan dipelajari dengan benar dalam hubungannya dengan Kitab Perjanjian Baru. Ajaran yang paling lemah dan harus di singkirkan adalah tentang Roh Kudus, sebagaimana yang terlihat (dalam Naskah Laut Mati), dan tanpa bisa dihindari, ajaran tentang Trinitas harus pula ikut tersingkir, karena sama sekali tidak pernah diajarkan dalam Alkitab)

Biarawati dan penulis kawakan Karen Armstrong dalam bukunya A History of God hal. 135, mengutip pernyataan Gregory of Nazianzus, tokoh pemikir Trinitas di abad ke IV yang menceritakan bagamana Roh Kudus yang tidak dikenal di zaman Yesus menimbulkan berbagai permasalahan ketika mulai diperkenalkan di abad ke IV.

The Cappadocians were also anxious to develop the notion of the Holy Spirit, which they fe(t have been dealt with very perfunctorily at Nicea: `And we believe in the Holy Spirit’ seemed to have been added to Athanasius’s creed almost as an after thought. People were confused about the Holy spirit. Was it simply a synonym for God ar was it something more? `Some have conceived (the Holy Spirit) as an activity’, noted Gregory of Nazianzus, `some as a creature, some as God and some have been uncertain what to call him”.

(Golongan Cappadocian (Pendukung Trinitas) juga pusing untuk menetapkan pengertian Roh Kudus, yang dulu mereka sama sekali mengabaikannya pada Konsili di Nicea: `Dan Kami percaya kepada Roh Kudus’ nampaknya baru ditambahkan ke Credo Athanasius (di Necia) setelah dipikirkan kemudian. Masyarakat dibuat bingung tentang apa sesungguhnya Roh Kudus itu. Apakah ini sama dengan Tuhan ataukah sesuatu yang lain? `Sebagian orang menganggap (Roh Kudus) sebagai suatu kegiatan’, kata Gregory of Nazianzus, sebagian lagi menganggapnya makhluk, sebagian menganggapnya Tuhan, dan sebagian lagi tidak tahu mau menyebutnya apa).

Oleh karena itu untuk menyatakan bahwa Allah yang tidak tampak, manusia Yesus yang memiliki tulang dan daging dan Roh Kudus yang tidak pernah dikenal di zaman Yesus adalah suatu zat, memang dapat dianggap misteri yang artinya aneh bin ajaib. Doktrin ini membingungkan pencetusnya sendiri serta para agamawan Kristen. Mereka kesulitan menjelaskan ajaran penyembah berhala ini dalam konteks Kristen. Ujung-ujungnya mereka menetapkan doktrin Trinitas sebagai suatu misteri (Cave 1997).

Perhatikan bagaimana pengkuan jujur “Romonya” Trinitas, Athanasius, dalam buku The Decline and Fall of the Roman Empire yang ditulis oleh Edward Gibbon:

Christian Theologian, the great Athanasius himself, has candidly confessed that whenever he forced his understanding to mediate on the divinity of the Logos, his toilsome and unavailing efforts recoiled on themselves; that the more he thought, the less he comprehend; and the more he wrote, the less capable was he expressing his thought”.

(Teolog besar Kristen Athanasius sendiri secara terbuka mengakui bahwa semakin dia memaksakan pengertiannya untuk menjelaskan ketuhanan Logos (Firman), segala daya dan upaya yang diusahakannya kandas dengan sendirinya; bahwa semakin dia berfikir, semakin dia kurang memahami; semakin banyak penulis, semakin kurang kemampuan menjelaskan jalan pikirannya).

Baru saja Athanasius mencoba memformulasikan hubungan Yesus sebagai Logos (Firman) penyembah berhala dengan Tuhan Allah, dia sudah pusing. Belum lagi di tambah dengan “Tuhan” Roh Kudus.

Monsignor Eugene Clark mengakui konsep Trinitas sulit dimengerti. Untuk itu menurut dia, sebaiknya konsep Trinitas diterima saja walaupun tidak dimengerti.

“God is one, God is three. Since there is nothing like this in creation, we cannot understand it, but anly accept it”

(Tuhan itu satu, Tuhan itu tiga. Karena tidak ada yang seperti ini di alam ini, sehingga kita terima saja walaupun kita tidak mengerti).

Hubungan ketiga oknum dalam Trinitas dengan susah payah diciptakan oleh Gereja di tengah-tengah pertentangan, kontroversi dan malah pertumpahan darah. Pemimpin Gereja terpaksa harus mengeluarkan pernyataan untuk menerima ajaran Kristen tanpa harus menyelidikinya. Uskup Agung Anslem, pemimpin Gereja di Canterbury (1093-1109) dalam bukunya Prosologian I, mengatakan:

“For 1 am not seeking to understand in order to believe, but 1 believe in order that 1 may understand”
(Saya tidak perlu mengerti untuk percaya, tetapi saya percaya agar saya mengerti).

Selanjutnya dalam bukunya Cur Deus Homo 1:2 dia menjelaskan urut-urutan menerima ajaran yang misterius dalam Kristen :

The correct order is to believe the deep thing of Christian faith before undertaking to discuss them by reason……so that even though 1 totally unable to understand it, nothing could shake the constancy of my belief.”

(Urutan yang tepat adalah meyakini keimanan Kristen secara mendalam lebih dahulu, baru kemudian mendiskusikannya berdasarkan akal sehat….dengan demikian, walaupun saya tidak mengerti sama sekali, tidak ada yang akan dapat mengguncang keteguhan iman saya).

Kalau sudah begini keadaannya, berarti tidak ada lagi jalan bagi mereka yang ingin mempertanyakan kebenaran suatu ajaran sebelum diyakini. Kalau yang diajarkan kepada kita adalah sesuatu yang salah, sekuat apa pun kita mengimaninya, ya, tetap saja salah, dan konsekwensinya kita akan dicampakkan ke dalam api neraka.

Kalau gereja sudah mengatakan demikian, sementara Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah oknum kedua dari Trinitas, berarti kita diberi kesan seakan-akan Yesus sengaja menipu umatnya bani Israel, hanya untuk menyenangkan para penyembah berhala di kerajaan Romawi.

Mengapa umat Kristen dapat menerima ide yang tidak masuk akal ini?

Para penginjil menurut Dr. Bruce Goldbert dalam bukunya ” New Age Hypnosis” hal. 2, sudah terlatih dalam pemanfaatan jurus-jurus hipnotisme dan sugesti. Melalui teknik-teknik ini, dengan mudah mereka menaklukkan alam bawah sadar jemaat atau individu.

Mereka menggunakan cara-cara ini untuk mencuci otak jemaat agar mudah memerima pesan-pesan, baik yang masuk akal maupun yang tidak masuk akal, yang dikemas dengan retorika yang mempesona. Dengan cara ini mereka dapat membuat sesuatu yang tidak masuk akal seakan-akan masuk akal. Sementara jemaat yang sudah “berserah diri” hanya mampu menyahut ” Amin, Amin”. Gordon Urquhart dalam bukunya The Pope’s Armada, 1995, pada halaman belakang menjelaskan misi rahasia Kristen mencuci otak jemaat:

The three most powerful of the ultra tradition-alist movement within the Catholic Church engage in secret initiation ceremonies, brainwashing techniques involving ego destruction, moral and spiritual intimidation and highly questionable, even dangerous psychtherapeutic practices.”

(Tiga kekuatan besar gerakan ultra-tradisional dalam Kristen Katolik, terlibat dalam upacara rahasia penerimaan anggota, teknik cuci otak termasuk penghancuran pribadi seseorang, intimidasi moral dan spiritual serta praktek¬praktek pengobatan spiritual yang tidak lazim dan malah berbahaya).

Tertullian dalam bukunya “The Flesh of Christ”, hal. 5, memainkan jurus ini :
The Son of God was crucified. 1 am not ashamed because it shameful. The Son of God died. It is credible because it is absurd. He was buried and rose again. It is certain because it is impossible”.

(Anak Tuhan di salib. Saya tidak malu karena ini memalukan. Anak Tuhan mati. Ini dipercaya karena tidak masuk akal. Dia dikuburkan dan bangkit kembali. Ini pasti karena tidak mungkin).

Mike Velarde, salah seorang pemimpin Kristen kharismatik di Filipina memperlihatkan keampuhan pengaruhnya terhadap lebih sejuta pengikutnya dilapangan Philippine International Convention Center dengan mengatakan bahwa mereka dapat memperoleh rejeki dari Tuhan dengan membalikkan payungnya keatas untuk menampung rejeki dari langit. Kemampuan Mike Velarde ini dikomentari oleh Pastor Robert Reyes di Harian Philippine

Daily Inquirer terbitan 29 Desember 1999, hal. 9:

Mike Velarde is better because he manages to fool poor people into believeing that he can make them rich. The people are desperate. Any promise that gives them hope to go for improved life, they’ll grab it”

(Mike Velarde lebih cerdik karena dia mampu memperdaya orang-orang miskin untuk percaya bahwa dia dapat membuat mereka menjadi kaya raya. Rakyat cukup menderita. (Oleh karena itu) setiap janji yang memberi mereka harapan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, akan mereka rebut).

ARTI DAN ASAL MULA TRINITAS

Tanya
Apa arti kata Trinitas? Apa yang dimaksud dangan Trinitas dalam ajaran Kristen?
Dari mana pemimpin gereja memetik ajaran tentang tiga Tuhan?

Jawab
Trinitas berarti kesatuan dari tiga. Trinitas dalam Kristen adalah Tiga Tuhan
yakni Tuhan Allah, Tuhan Yesus dan Tuhan Roh Kudus dan ketiganya adalah
satu.

Dogma ini berasal dari paham Platonis yang diajarkan oleh Plato (?-347 SM),
dan dianut para pemimpin Gereja sejak abad II (Tony lane 1984). Edward
Gibbon dalam bukunya The Decline and fall of the Roman Empire, hal 388,
mengatakan:

"Plato consider the divine nature under the thee fold modification: of the
first cause, the reason, or Logos; and the soul or spirit of the universe.the
Platonic system as three Gods, united with each other by a mysterious and
ineffable generation; and the Logos was particularly considered under the
more accessible character of the Son of an eternal Father and the Creator and
Governor of the world".

(Plato menganggap keilahian alami terdiri dari atas tiga bagian: Penyebab
awal, Firman (Logos), dan Roh alam semesta..Sistem Platonis sebagai tiga
Tuhan, bersatu antara satu dengan lainnya melalui kehidupan yang baka dan
misterius; dan Firman (Logos) secara khusus dianggap yang paling tepat
sebagai Anak Bapak yang baka dan sebagai pencipta dan penguasa alam
semesta).

Ajaran tiga Tuhan dalam satu ini bukan hanya dianut masyarakat Yunani dan
Romawi, tetapi juga mereka yang mendiami wilayah Asia Barat, Tengah, Afrika
Utara dan pengaruhnya menjalar ke beberapa kawasan lainnya di dunia.

Watch Tower and Bible Tract Society of Pennsylvania, 1984, menjelaskan:
"Throughout the ancient word, as far back as Babylonia the worship of pagan
gods grouped in triplets were common. This practice was also prevalent,
before, during, and after Christ in Egypt, Greece and Rome. After the death of
the Apostles, such pagan beliefs began to invade Christianity".

(Dunia di zaman purbakala, sejak masa kerajaan Babilonia, sudah terbiasa
menyembah behala, tiga Tuhan dalam satu. Kebiasaan ini juga banyak
ditemukan di Mesir, Yunani dan Romawi, baik sebelum, selama maupun
sesudah Yesus. Setelah kematian murid-murid Yesus, kepercayaan penyembah
berhala ini kemudian merasuk ke dalam agama Kristen).

Tanya
Apa definisi Trinitas?

Jawab
1. Athanasian Creed (abad VI) mendefinisikan Trinita sebagai:
"The Father is God, the Son is God, and the Holy Ghost is God. And yet
there Gods but one God".
(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan.
Namun bukan tiga Tuhan melainkan satu Tuhan.)

2. The Orthodox Christianity kemudian mendefinisikan lagi Trinitas
sebagai:

"The Father is God, the Son is God, and the Holy Spirit is God, and
together, not exclusively, the form one God".

(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan,
dan bersama-sama, bukan sendiri-sendiri, membentuk satu Tuhan.)

Sebelumnya sudah banyak para pemimpin Gereja yang mencoba memasukkan
ajaran Platonis dan agama Mesir tentang tiga Tuhan dalam satu. Namun upaya
tesebut baru pada tahap adanya tiga unsur atau oknum yang memiliki ikatan
satu dengan lainnya. Ketetapan ketiga oknum: Tuhan, Anak dan Roh Kudus
masing-masing dianggap Tuhan setara dan abadi, tidak pernah ada sebelum
ditetapkananya Athanasian Creed di abad ke IV.

Tanya
Sebutkan beberapa diantaranya :
Jawab

1. Irenaeus (125-203) menjelaskan bahwa Tuhan tidak sendirian. Selalu ada
Firman dan Hikmah bersamanya, Anak dan Roh, yang melaluinya Tuhan
menciptakan segala sesuatu secara bebas dan spontan.

"The Church, though scattered though out the whole world to the
earth, has received from the apostles and their disciples this faith: in
one God, the Father almighty, maker of heaven and earth and sea and
all thing in them; and in one Christ Jesus, the Son of God, who was
made flesh for our salvation, and in the Holy Spirit,."

(Gereja, yang walaupun tersebar di seluruh dunia, sampai ke ujung
bumi, telah menerima dari para Rasul dan murid-murid mereka
keyakinan ini: (Percaya) kepada Tuhan Yang Maha Besar, pencipta Sorga
dan bumi dan laut dan segala yang ada di dalamnya; dan dalam satu
Kristus, Yesus, Anak Tunggal Allah, yang telah menjadi daging demi
keselamatan kita, dan didalam Roh Kudus).

Dalam definisi ini jelas sekali bahwa sampai akhir abad II, para pemimpin
Gereja dan umat Kristiani masih beranggapan bahwa Allah (Bapa) adalah
satu-satunya Tuhan yang Maha Besar. Yesus hanya dikenal sebagai Anak
Allah sebagaimana yang dikampanyekan Paulus.

2. Tertullian (160-230) merupakan yang pertama menggunakan istilah
Trinitas. Dia mendefinisikan Trinitas sebagai: "una substantia
trepersonae" (satu zat dalam tiga oknum). Dia mengatakan :

Let us preserve the mystery of the divine economy which dispose the
unity into trinity, the Father, the Son, and the Holy Spirit, three not in
essence but in grade, not in substance but in form".

(Marilah kita menjaga misteri ikatan keilahian yang menjelaskan
kesatuan dari yang tiga, Bapa, Anak dan Roh Kudus, tiga bukan dalam
sari, tetapi dalam tingkatan, bukan dalam zat tetapi dalam bentuk.)
Menurut Tertullian ketiga oknum, Bapa, Anak, dan Roh Kudus memiliki
tingkatan yang berbeda-beda.

3. Origen (185-250) mengajarkan tiga Tuhan dalam Trinitas bertingkat:
Bapa lebih besar dari Anak, yang lebih besar dari Roh Kudus. Hanya Bapa
satu-satunya Tuhan yang sesungguhnya.

"First, that there is one God..Secondly, that Jesus Christ himself..was
born of the Father before all creatures..Thirdly, that the Holy Spirit was
associated in honor and dignity with the Father and Son.."

(Pertama bahwa ada satu Tuhan..Kedua bahwa Yesus Kristus
sendiri..lahir dari Bapa sebelum segala sesuatu dicipta..Ketiga, bahwa
Roh Kudus berkaitan dalam kemuliaan dan kehormatan dengan Bapak
dan Anak.)

Dalam definisinya, Origen menegaskan bahwa Tuhan Allah itu Esa.
Kedudukan Yesus adalah dibawah Tuhan Allah (Bapa), dan kedudukan
Roh Kudus dibawah Yesus.

BAB II
BENARKAH YESUS MENGAJARKAN TRINITAS?

Tanya
Apakah Allah mewahyukan dan mendefinisikan Trinitas kepada Yesus?
Jawab

Berdasarkan Alkitab, Allah tidak pernah mewahyukan dan mendefinisikan
Trinitas kepada Yesus. Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Allah
mewahyukan Trinitas Kepadanya. Yesus sendiri tidak pernah menyebut-nyebut
Trinitas, apalagi akan mengatakan bahwa dirinya adalah anggota Trinitas.
A.N.Wilson dalam bukunya Jesus A Life, 1992, hal XVI mengatakan:

"I had to admit that I found it impossible to believe that a first-century
Galilean holy man (Jesus) had at any time of this life believed himself to be
the Second Person of the Trinity)

(Saya harus mengakui bahwa memang tidak mungkin untuk mempercayai bahwa
orang suci dari Galelia abad I (Yesus) pernah sekali saja dalam hidupnya merasa
dirinya sebagai oknum kedua dari Trinitas.)

Tanya
Apakah Allah pernah mewahyukan Trinitas kepada Para Nabi sebelum Yesus?
Jawab

Allah tidak pernah mewahyukan maupun mendefinisikan Trinitas kepada Nabinabi
sebelum Yesus. Mereka semua menerima wahyu tentang Tauhid. Tidak
secuil pun ajaran tentang Trinitas dalam Perjanjian Lama.

Buku encyclopedia of Religion mengakui:
"Theologians today are in agreement that the Hebrew Bible does not contain a
doctrine of the Trinity".

(Para ilmuwan Kristen saat ini sepakat bahwa ajaran Trinitas tidak ada dalam
Alkitab bahasa Ibrani /Perjanjian Lama.)

Selanjutnya buku New Catholic Encyclopedia juga mengatakan:
"The doctrine of the Holy Trinity is not taught in thr Old Testament".
(Ajaran Trinitas tidak pernah diajarkan dalam Perjanjian Lama)

Perhatikanlah apa yang disampaikan oleh para nabi yang diutus Allah dalam
Perjanjian Lama:

"Dengarlah hai orang Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa" (ulangan 6:4)
"Akulah Allah dan tidak ada yang lain. Akulah Allah dan tidak ada yang seperti
Aku" (Yesaya 46:9)

Andaikata Allah mewahyukan Trinitas kepada nabi-nabi Yahudi sebelum Yesus,
sudah lama orang Yahudi menyembah Trinitas. Namun bagaimana mungkin
Allah mewahyukan Trinitas kepada umat Yahudi, sementara Yesus, salah
seorang anggotanya, baru lahir, lama setelah para nabi-nabi ternama seperti
Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan lain-lain tiada.


Tanya
Apakah Yesus mengajarkan dan mendefinisikan Trinitas kepada Muridmuridnya?

Jawab
Yesus tidak pernah mengajarkan atau mendefinisikan Trinitas kepada muridmuridnya.
Sebaliknya beliau mengajarkan keesaan Allah.

"Dengarlah hai orang Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa" (Markus 12:29)

Sejarawan Arthur Weigall dalam bukunya paganism in Our Chrisrianity
mengatakan :

"Jesus Christ never mentioned such a phenomenon, and nowhere in the New
Testament does the word Trinity appear. The idea was only adopted by the
Church three hundred years after the death of our Lord".

(Yesus Kristus tidak pernah menyinggung tentang fenomena seperti itu
(Trinitas), dan kata Trinitas tidak di temukan dimana pun dalam kitab
Perjanjian Baru. Ide ini baru dianut Gereja tiga ratus tahun setelah Yesus
tiada)

Dalam Al-Qur'an Allah menegaskan bahwa Yesus tidak pernah mengajarkan
Trinitas:
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah
ialah Almasih putra Maryam', padahal Almasih (sendiri) berkata: 'Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu'. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
sorga baginya, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolong pun." (Q.S. al-Maidah 5:72)


Ane pernah berdialog dengan penginjil dalam sebuah furum diskusi...

saya tanya.
apakah Trinitas diajarkan Yesus,???

Mereka menjawab Ya, dengan mengutip Matius 28:19?
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" . (Matius 28:19)

Ane tertwa sedikit dan menJawab

Ayat yang ente kutip diatas adalah ayat palsu. Sebenarnya, Injil
Matius pasal 28 berakhir pada ayat 15, sedangkan lima ayat berikutnya, Matius
28:16-20, adalah ayat-ayat yang baru ditambahkan oleh gereja kemudian.

Mereka yang dikaruniai akal sehat dan membaca pasal 28 ini dengan cermat
akan segera mendeteksi bahwa injil Matius 28:15 merupakan penutup Injil
Matius.

"Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada
mereka. Dan cerita ini tersiar diantara orang Yahudi sampai saat ini". (Matius
28:15)

Perhatikan kata-kata yang tercetak tebal di atas, "cerita ini tersiar sampai
saat ini" menunjukkan bahwa peristiwanya sudah lama berlaku. Ini
memperlihatkan bahwa Injil ini sudah lama selesai ditulis. Cerita ini sudah
menjadi cerita rakyat yang terus dipupuk selama puluhan tahun, baru
kemudian ayat 16-20 ditambahkan.

Namun karena Gereja ingin menambahkan doktrin keimanan mereka dalam
Injil, sehingga tanpa malu-malu mereka menambahkan ayat-ayat palsu
tersebut, walaupun akhirnya janggal di kuping yang mendengarnya.

Mengenai ayat-ayat palsu yang baru ditambahkan oleh Gereja ini,
perlihatkanlah pernyataan para pakar Alkitab dan sejarah Kristen seperti Hugh
J. Schonfield, nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya
The Original New Testament, hal 124:

"This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew).
What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would the
be a latter addition"

(Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup injil (Matius). Dengan
demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya,
nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian.)

Selanjutnya, Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvars,
dalam bukunya The Five Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini
sebagai berikut :

"The great commission in Matthew 28:16-20 have been created by the
individual evangelist.reflect the evangelist idea of launching a word mission
of the church. Jesus probably had no idea of launching a world mission and
certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction
from jesus".

(Perintah utama dalam Matius 28:18-20..diciptakan oleh para
penginjil..memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh
dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide untuk menganjarkan ajarannya
ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini (agama
Kristen).

Ayat ini tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.)
Meskipun seandainya ayat tersebut diucapkan Yesus, belum dapat dianggap
sebagai rumusan Trinitas, sebab ayat ini hanya menyebut tiga oknum, dan tidak
pernah mengatakan bahwa yang tiga tersebut adalah satu.


Tanya
Apakah murid-murid Yesus mengajarkan Trinitas?????????

Jawab

Murud-murid Yesus adalah orang-orang Yahudi. Mereka tidak pernah
mengajarkan Trinitas kepada golongan mereka. Apa yang mereka ajarkan
adalah ajaran Tauhid yang diajarkan Yesus kepada mereka. Dari ratusan Injil
yang tertulis di abad pertama sampai awal abad keempat, tidak satu pun yang
mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang harus di sembah. Pemimpin
murid-murid Yesus sepeninggal Yesus adalah adiknya sendiri, Yakobus, yang
mengajarkan Tauhid sebagaimana yang diajarkan Yesus.

Sejarah memperlihatkan bahwa ajaran tentang Trinitas mulai berkembang setelah
Paulus mengawinkan ajaran Yahudi dengan ajaran penyembah berhala, agar
cocok dan dianut oleh penyembah berhala di bangsa-bangsa selain Israel.
Ajaran Trinitas menuju dan mencapai formulasi akhir setelah orang-orang
Romawi dan Mesir memasukkan ajaran penyembah berhala ke dalam ajaran
Kristen.

Perhatikanlah khotbah Petrus di Tripoli, Libia, yang diabadikan kedalam kitab
Pseudoclementine Homilies 11:35.

"Our Lord and Prophet (Yesus), who has sent us, declared to us that the Evil
One, having disputed with him forty days, but failing to prevail against him,
promise He would send Apostles from among his subjects to device them.
Therefore, above all, remember to shun any Apostle, teacher, or prophet who
does not accurately compare his teaching with (that of) James..the brother of
our Lord..and this, even if he comes to you with recommendations"

"Tuan dan nabi kita (Yesus), yang mengirim kami, menyatakan kepada kami
bahwa Setan berdebat dengannya selama 40 hari, tetapi gagal mengalahkannya,
dia berjanji (setan) akan mengirim rasul-rasul dari golongannya untuk menyesatkan mereka (pengikut-pengikut Yesus). Oleh karena itu sangat penting
untuk di ingat, agar menghindari rasul, guru, atau (yang mengaku) nabi yang
ajarannya tidak sesuai dengan ajaran (tauhid) Yakobus..saudara tuan saya
(Yesus)..walaupun dia datang kepadamu dengan mengatakan bahwa dia sudah
direstui".

Dengan memperhatikan khotabah Petrus diatas dengan mudah kita menebak
siapa rasul, guru dan nabi palsu yang dia maksudkan.

Encyclopedia of Religion and Ethics menjelaskan berikut ini :
"At first the Christian faith was not Trinitarian..It was not so in the apostolic
and sub apostolic ages, as reflected in the (New Testament) and other early
Christian writings".

Pada mulanya keimanan Kristen bukan Trinitas..Tidak ada ajaran Trinitas di
zaman murid-murid Yesus maupun sesudahnya, sebagaimana yang dapat dilihat
dalam (Kitab Perjanjian Baru) maupun karya para penulis Kristen (saat itu).


Tanya
Apakah Paulus sebagai pendiri agama Kristen mengajarkan dan
memformulasikan Trinitas?
Jawab

Paulus (5-67M) tidak pernah mengajarkan dan memformulasikan Trinitas .
silahkan baca surat-suratnya kepada orang-orang Romawi di Roma, Korintus,
Filipi, Efesus dan lain-lain, anda tidak akan menemukan secuil pun ajaran

Trinitas di dalamnya. Malah sebaliknya Paulus menekankan keesaan Tuhan.
"Memang benar ada banyak "Allah" (Tuhan) dan banyak "tuhan"
(tuan/pemimpin) yang demikian namun bagi kita hanya ada satu "Allah"
(Tuhan) Saja yaitu bapa, yang dari padaNya berasal segala sesuatu dan yang
untuk Dia kita hidup, dan satu tuhan (tuan/pemimpin) saja, yaitu Yesus
Kristus" (1 korintus 8:5-6)

Memang jelas kelihatan bahwa Paulus berusaha sekuat tenaga untuk
mengkultuskan Yesus sebagai Anak Allah dan Juru Selamat, walaupun mendapat
tantangan yang hebat dari umat Yahudi yang mengharamkan istilah "Anak
Allah" kepada Yesus. Namun paulus belum sampai pada taraf mempertuhankan
Yesus atau menyamakannya dengan Tuhan Allah.


Tanya
Kalau demikian,apakah kita masih dapat menemukan Trinitas dalam Alkitab?
Jawab

Ajaran Trinitas tidak ditemukan baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru, Jesuit Edmund Fortman dalam bukunya The Triune God
menjelaskan:

"The Old Testament..tells us nothing explicitly or by necessary implication of
a Triune God who is Father, Son and Holy Spirit.. There is no evidence that
any sacred writer ever suspected the existence of a (Trinity) whitin the
Godhead.. Even to see in (the Old Testament) suggestion or foreshadowing or
veiled sign of the Trinity of persons, is to go beyond the words and inent of
the sacred writers".

(Kitab Perjanjian Lama..tidak pernah mengatakan sesuatu secara jelas atau
sekedar petunjuk tentang adanya Kesatuan Tiga Tuhan yakni Bapa, anak dan
Roh Kudus..Tidak ada bukti tentang adanya penulis kitab suci yang
memperkirakan adanya Kesatuan Tiga Tuhan...Dugaan, adanya pendapat
pendapat, bayangan, atau tanda-tanda terselubung tentang kesatuan tiga
oknum dalam Kitab Perjanjian Lama, sama sekali di luar dari pengertian katakata
maupun maksud para penulis kitab-kitab tersebut.)

Mengenai kitab Perjanjian Baru, buku Encyclopedia of Religion mengatakan :
"Theologians agree that the New Testament also does not contain an explicit
doctrine of the Trinity".

(Para ilmuwan Krisren sependapat bahwa ajaran Trinitas, juga tidak ada dalam
Perjanjian Baru.)

Pernyataan tentang Trinitas (tiga dalam satu) ditemukan dalam Alkitab
berbahasa Indonesia (I Surat Yohanes 5:7):

"Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa Firman dan Roh
Kudus dan ketiganya adalah satu". (I Yohanes 5:7)

Ini adalah satu-satunya formulasi Trinitas tentang Tuhan, Yesus dan Roh Kudus
yang dianggap sempurna yang ada dalam Alkitab. Namun kemudian ternyata
bahwa ayat ini (perhatikan tanda "[" yang di bubuhkan oleh penterjemah
Alkitab LAI) adalah ayat palsu yang baru diselipkan atas restu Gereja, ketika
Alkitab dicetak di Frankfurt, Jerman pada tahun 1574. Perhatikan catatan kaki
dari Alkitab New International Version, h. 907 yang mengatakan:
"(Ayat ini) tidak ditemukan di semua naskah Alkitab yang ditukis sebelum abad
XVI".

Sangat disayangkan bahwa Lembaga Alkitab Indonesia tidak mau jujur
menjelaskan bahwa ayat dalam kurung tesebut ayat palsu.
Dengan demikian, baik istilah Trinitas maupun ajaran tentang Trinitas tidak ada
dalam Alkitab.

Semoga bermanfaat..
InsyaAllah next berlanjut ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar