Jumat, 21 Agustus 2015

NASIB PENGIKUT JESUS SEJATI


Kali ini LEE akan sampaikan sejarah agama kristen sebelum konsili Nicea. Ada kontroversi mengenai ketuhanan Yesus antara pengikut Yesus dan Alexander

Tahun 318 terjadi ketegangan antara Arius dan Alexander, ketika Arius mengajarkan Injil Yesus.
Ajaran Arius yang kemudian menimbulkan perdebatan dan perselisihan dengan Alexander adalah mengenai ketuhanan Kristus. Arius sejalan dengan pemikiran Origenes, ia percaya bahwa Allah Bapa lebih besar daripada Sang Anak atau Kristus dan juga kemudian lebih besar daripada Roh Kudus. Ia meneruskan ajaran monoteisme para nabi utusan Allah.  Ia mengajarkan pemahaman  bahwa hanya Allah Bapa yang merupakan Allah, sedangkan Kristus atau Sang Anak hanya merupakan makhluk ciptaan Allah Bapa, yang sulung dan tertinggi, tetapi Yesus bukan Allah. Sebagai makhluk ciptaan, Kristus tidak kekal. Pernah ada masa dimana yesus tidak ada, dan kemudian yesus diciptakan dari yang tidak ada. Pokok-pokok pemahaman Injil Yesus yang dibawa Arius ini terdapat dalam buku tulisannya yang berjudul Thallia.
Alexander yang menganut paganisme Romawi, bahwa Dewa dapat menjelma jadi manusia, tidak menyetujui ajaran Arius ini. Menurut Alexander, Sang Bapa adalah kekal, namun tidak pernah ada tanpa Sang Anak, maka Sang Anak juga kekal. Sang Anak tidaklah diciptakan Allah dari ketiadaan, namun Ia sudah ada bersama Allah dan sehakikat dengan Allah. Menurut Alexander yang kental dengan mitologi helenisme Yunani, Sang Anak haruslah benar-benar Allah agar dapat menyelamatkan manusia.

Karena merasa ajaran pagan kristen terancam oleh kehadiran Arius,maka pada tahun 318 Alexander mengadakan sinode di Alexandria yang memutuskan agar Arius dihukum. Alexander mengutuk ajaran Arius yang berTuhan Esa. Arius juga dikutuk bersama lima orang presbiter dan enam orang diaken lain. Namun, Arius juga memiliki banyak pendukung. Ia kemudian meminta bantuan kepada Eusebius dari Nicomedia. Eusebius memiliki posisi yang kuat untuk mendukung Arius, dan hal ini menyulut perpecahan besar. Keributan ini membagi dua gereja di Alexandria menjadi kubu Arius dan kubu Alexander.

SEJARAH ARIUS, TOKOH NASRANI PENGIKUT YESUS YANG SETIA


Nasib Pengikut Jesus Sejati"

 Sudah tahu sejarah Arius blom ? ok.. kali ini LEE akan membahas tentang salah satu tokoh Nasrani awal yang merupakan pengikut yesus yang setia. Dia bernama Arius.
Arius atau Arius dari Alexandria (250-336) adalah seorang tokoh Nasrani pengikut ajaran nabi Yesus yang hidup pada akhir abad ke-3 sampai awal abad ke-4, di Alexandria (Iskandariah), Mesir pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung. Arius menolak ajaran mengenai ketuhanan manusia bernama Yesus dengan pandangan bahwa  Yesus hanyalah ciptaan Allah dan bukan Allah. Ajaran Yesus yang dibawa Arius mempengaruhi munculnya sebuah gerakan yang disebut Arianisme. Pengajaran Injil Yesus yang dibawa Arius mengenai tauhid (Allah maha Esa) kemudian ditolak dalam Konsili Nicea dan ia dikucilkan dari gereja.

 Arius lahir di Alexandria pada tahun 250, pada masa pemerintahan Kaisar Decius. Ia menerima ajaran Yesus dari Lucian, seorang pengikut Yesus yang juga teolog dari Antiokhia. Setelah Lucian meninggal pada tahun 306, Arius kembali ke Alexandria dan menetap di sana. Di Alexandria, Arius diangkat sebagai diaken oleh Uskup Petrus dari Alexandria. Uskup Petrus sendiri sedang bersitegang dengan Meletius dari Lycopolis, tentang penolakan terhadap orang-orang Kristen yang murtad selama masa penyiksaan oleh kekaisaran Romawi. Namun, Arius berada di pihak Meletius, sehingga ia dikucilkan dari gereja oleh Petrus. Tahun 311, Petrus digantikan oleh Akhillas, yang kemudian memulihkan jabatan diaken Arius, bahkan mengangkatnya sebagai presbiter. Akhillas meninggal pada tahun 312 dan digantikan oleh Alexander

He who has My commandments and keeps them, he it is who loves Me; and he who loves Me shall be loved by My Father, and I will love him, and will disclose Myself to him."
    (John 14:21 from New American Standard Bible)

    Terjemahannya : "Siapa yang mengikuti perintahku dan mematuhinya, dialah yang mencintaiku; dan dia yang mencintaiku itu akan dikasihi oleh Bapa (Allah) ku dan akupun akan menyatakan diriku kepadanya."
    (Yohanes 14:21)

Apa perintah Jesus ini ?
Berikut ini kita lihat dalam 2 buah ayat Bible yang saya ambil dari "The Restored Name King James Version of the Scriptures" dengan alamat web site http://www.eliyah.com/Scripture/books/mark12.htm :

    "And Yahshua answered him, The first of all the commandments is, Hear, O Israel; Yahweh is our Elohim, Yahweh is one."
    (Mark 12:29)

    Terjemahannya:
    "Dan YAOHÚSHUA menjawabnya, Hukum yang terutama adalah, dengarlah wahai Israel, adapun YÁOHU UL adalah Ulhim kita, YÁOHU UL itu satu adanya."
    (Markus 12:29)

    "And this is life eternal, that they might know thee, the only true Elohim, and Yahshua the Messiah, whom thou hast sent."
    (John 17:3)

    Terjemahnya adalah :
    "Dan inilah hidup yang abadi, bahwa mereka mengenal Engkau, ULHÍM yang benar, dan YAOHÚSHUA hol-MEHUSHKHÁY yang telah Engkau utus."
    (Yohanes 17:3)

    (Mengenai penamaan YAOHÚSHUA hol-MEHUSHKHÁY dan Ulhim lihat alamat http://www.yauhushua.org/yao-indo.html dalam tajuknya : "Yang Terkasih Pencari Kebenaran Sejati.

    Jesus pun berkata dalam ayat yang lain :

    "THESE things have I spoken to you, that you may not be scandalized. They will put you out of the synagogues: yea, the hour cometh, that whosoever killeth you, will think that he doth a service to God. And these things will they do to you; because they have not known the Father, nor me."
    (John 16:1-3 from The Holy Gospel of Jesus Christ, According to St. John -Douay-)

    Terjemahannya :
    "Semua perkara ini sudah aku katakan padamu, agar jangan kamu kecewa. Mereka akan menolakmu dari rumah peribadatan. Waktunya akan tiba, dimana siapa yang membunuh kamu, dia akan berpikir sudah melakukan bakti terhadap Allah; dan semuanya dilakukan mereka kepadamu sebab mereka tidak mengenal Bapa itu (Allah) dan (mereka juga tidak mengenal) aku."
    (Yohanes 16:1-3)

Kita semua tahu, orang yang senantiasa berada dalam jalur kebenaran akan mendapatkan tantangan dan godaan dari lingkungan disekitarnya, bahkan tidak jarang keberadaan orang-orang seperti ini ditamsilkan dengan memegang sebuah bara api.

Mereka akan menjumpai sikap permusuhan yang dilancarkan dari orang-orang yang tidak senang terhadap kebenaran dan kejujuran sampai orang-orang saleh tersebut berbalik meninggalkan kebenaran yang diyakininya selama ini.

Untuk menghadapi semua itu, Jesus Kristus telah memberikan satu petunjuk kepada umatnya, bahwa siapa diantara mereka yang menjaga serta tetap mematuhi ajaran yang telah diajarkannya kepada mereka, maka mereka itulah yang akan mendapatkan kecintaan dari Jesus serta mendapatkan pula kasih dari Allah ; Dan sebagai konsekwensinya, mereka-mereka ini akan mendapatkan kenyataan mengenai kebenaran Jesus.... mereka inilah sebenarnya orang-orang yang terselamatkan.

Lebih jauh Jesus memberikan satu gambaran kepada murid-muridnya, bahwa mereka yang tetap memegang teguh ajaran yang disampaikannya itu kelak akan mendapatkan perlawanan sengit dari orang-orang yang mengaku beriman kepadanya namun pada dasarnya mereka tidaklah beriman sebagaimana ucapan mereka, sebab mereka sama sekali tidak mengenal sosok Jesus dan juga tidak mengenal Allah yang benar.

Akibatnya, mereka akan melakukan bermacam cara untuk memusuhi orang-orang yang mengikuti Jesus, dimulai dengan tidak diterimanya mereka dari rumah tempat beribadah hingga pembunuhan-pembunuhan atas diri mereka. Semuanya disebabkan kesalah kaprahan manusia akan pemahamannya tentang Jesus dan Allah, sehingga seluruh perbuatan mereka kepada orang-orang saleh itu akan dianggap sebagai suatu perbuatan baik dimata Tuhan.

Sejarah mencatat sejumlah tokoh-tokoh Unitarian yang mempertahankan kebenaran ajaran Jesus yang telah gugur sebagai syuhada didalam mempertahankan keyakinannya terhadap orang-orang kafir.

Iranaeus (130-200 M), dia lahir disaat ajaran Kristen Antiokia sudah menyebar ke Afrika Utara, Spanyol hingga ke Prancis Selatan. Tidak banyak catatan sejarah mengenai asal-usul dan kedewasaannya, sejarah mulai mencatat masa dimana Iranaeus membawa surat petisi dari Uskup Lyons Pothinus kepada Paus Elutherus di Roma.

Petisi itu berupa permohonan Pothinus kepada Paus untuk menghentikan pengejaran, penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Kristen yang tidak menyetujui doktrin gereja Pauline.

Ketika masih berada di Roma, Iranaeus mendapat berita bahwa semua orang Kristen yang tidak sepaham dengan Paulus yang ada di Lyons Antiochia termasuk uskup Pothinus sendiri telah tewas dibunuh. Dan pada waktu kembali ke Lyons, Iranaeus menggantikan Ponthinus untuk menjabat sebagai uskup dinegrinya.

Ditahun 190 M, Iranaeus sendiri menulis surat kepada Paus Victor agar menghentikan pembantaian terhadap orang-orang Kristen yang dibunuh karena keyakinan mereka yang berbeda dengan keyakinan gereja Paulus.

Cerita lama kembali terulang, Iranaeus sendiri terbunuh pada tahun 200 M karena tidak bersedia mengikuti keyakinan Paus, Iranaeus hanya beriman dan mengakui kepada satu Tuhan, yaitu Allah, dan dia mendukung pengajaran kemanusiaan Jesus yang diangkat oleh Allah menjadi utusan-Nya.

Iranaeus banyak melakukan kritikan terhadap Paulus karena dianggapnya sebagai orang yang paling bertanggung jawab didalam memasukkan doktrin-doktrin dari agama berhala dan filsafat Plato kedalam ajaran sejati Jesus.

Didalam bukunya, "Universalism The Prevailing Doctrine Of The Christian Church During Its First Five Hundred Years" ditulis oleh J.W. HANSON, D. D menyatakan mengenai Iranaeus ini sebagai berikut :

    In a germinal form of the Apostle's Creed, Irenæus, A.D. 180, says that the judge, at the final assize, will cast the wicked into aionian fire. It is supposed that he used the word aionian, for the Greek in which he wrote has perished, and the Latin translation reads, "ignem aeternum."

Selain Iranaeus, didalam tubuh gereja Afrika muncul pula seorang unitarian bernama "Tertullian" (160-220 M), dia adalah seorang penduduk asli Carthage (Kartago).

Tertullian sebagaimana juga dengan Iranaeus, meyakini ke-Esaan Allah dan mengidentifikasikan Jesus sebagai juru selamat (Messiah) bangsa Yahudi. Dia menentang Paus Callistus karena mengajarkan "dosa asal" telah diampuni setelah melaksanakan penebusan dosa resmi dibawah gereja.

Tertullian menekankan tentang kesatuan jiwa dan eksistensi dan mengatakan bahwa orang-orang yang sehat akalnya pasti meyakini bahwa Jesus hanyalah manusia belaka.

Paus Callistuslah yang memperkenalkan istilah "Trinitas" kedalam tulisan-tulisan "ecclesiastical" (gerejawi) Latin ketika ia membahas doktrin baru yang aneh tersebut. Istilah Trinitas sendiri sama sekali tidak pernah digunakan dalam kitab-kitab suci.

Selain Iranaeus dan Tertullian, seorang Unitarian lainnya pun muncul dari Mesir bernama "Origen" (185-254 M). Ayahnya bernama "Leonidas" dan mendirikan pusat pendidikan teologi dengan mengangkat seorang guru Teologi terkemuka bernama Clement sebagai kepala lembaga tersebut. Origen sendiri mendapatkan pendidikan ditempat itu.

Leonidas adalah seorang pengikut Kristen Apostolik, yaitu ajaran yang mentauhidkan Tuhan dan mengakui kehambaan dari Jesus.

Sebagaimana kita tahu, gereja Paulus tidak mau menerima kepercayaan seperti yang dipegang oleh Leonidas ini, dan sebagai konsekwensinya pada tahun 208 Leonidas tewas dibunuh oleh orang-orang Paus.

Karena merasa dirinya juga terancam, Clement segera meninggalkan Alexandria. Dan sebagai gantinya, Origen meneruskan kepemimpinan Clement sebagai kepala sekolah Teologi.

Pada tahun 230 M, Origen dinobatkan sebagai seorang Pendeta di Palestina, namun karena Origen telah mengajarkan tauhid didalam gereja, Uskup Demerius akhirnya memecat Origen dan mengusirnya dari gereja (persis seperti yang dinubuatkan Jesus dalam Yoh 16:1-3 -pen).

Origen mengungsi ke Caesarea dan mendirikan pusat pendidikan Teologi ditempat itu pada tahun 231 M yang akhirnya membawa nama harum kepadanya.

Jerome, seorang penulis Injil pertama dalam bahasa Latin, pada mulanya merupakan orang yang sangat mendukung Origen, namun akhirnya Jerome berbalik kepada gereja Paulus dan menarik garis permusuhan terhadap Origen.

Jerome berusaha agar Origen mendapatkan kecaman dan pengadilan dari gereja setempat, namun popularitas Origen terlampau besar dan tidak memungkinkan bagi Uskup John untuk melakukannya, sehingga atas rencananya ini mengakibatkan Jerome sendiri tersingkir dari kalangan gereja.

Namun pada tahun 250 M, Origen dikecam oleh Konsili Alexandria dan dijebloskan kedalam penjara serta mendapatkan penyiksaan yang terus menerus oleh pihak gereja Paulus sehingga mengakibatkan kematiannya pada tahun 254 M.

Origen telah menulis sekitar 600 buah karangan dan risalah. Dia adalah salah seorang yang paling berperan dalam sejarah gereja dan telah gugur sebagai seorang syuhada yang membela ajaran Allah sejati.

Dimasa mudanya sampai menjelang akhir hayatnya, Origen tetap mempertahankan pengajaran ke-Esaan Tuhan (The Unity of God), meyakini bahwa hanya Allah saja yang berkuasa dan Jesus adalah manusia biasa dan hamba Allah, bukan Allah itu sendiri.

Apa yang diyakini oleh Origen mengenai konsep ketuhanan sama sekali bersesuaian dengan apa yang diajarkan oleh para Nabi (termasuk konsep dari Jesus sendiri) dan tidak ada perbedaan dengan apa yang sudah ditegaskan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw sang Paraclete agung yang dinubuatkan kedatangannya oleh Jesus Kristus.

Tokoh Unitarian berikutnya adalah Diodorus, seorang Uskup yang berasal dari negri Tarsus, tanah kelahiran Paulus. Diodorus merupakan tokoh Kristen terkemuka di Antiochia, dia berpendapat bahwa dunia ini selalu berubah-ubah, perubahan itu sudah ada sejak dahulu. Dan itu menunjukkan ada sesuatu yang tetap dibalik perubahan itu.

Lebih jauh lagi, keberagaman eksistensi dan kebijaksanaan yang diperlihatkan dalam setiap proses perubahan itu sendiri, menunjukkan terhadap kesatuan asal yang mendasarinya dan memperlihatkan kehadiran Sang Pencipta dan Pemelihara. Inilah menunjukkannya adanya satu Pencipta Yang Maha Esa.

Diodorus menekankan sifat kemanusiaan secara menyeluruh dalam diri Jesus yang memiliki jiwa manusia dan daging manusia, tidak ada unsur ketuhanan sama sekali.

Selain Iranaeus, Tertullian, Leonidas, Origen dan juga Diodorus, telah muncul pula "Lucian", seorang yang dikenal keluasan ilmunya terhadap bahasa Ibrani dan Yunani. Lucian tidak menginduk terhadap salah satu gereja dari tahun 220 sampai 290 M.Pengajaran Lucian adalah Tauhid, yaitu pengesaan Allah dalam segala bentuk-Nya.

Lucian percaya kepada penafsiran gramatikal dan literal (sesuai dengan bunyi lahir suatu kata) dari kitab-kitab suci (Bible). Dia menentang kecenderungan untuk mencari-cari makna symbolis dan kiasan dari teks-teks Injil, dan percaya kepada suatu pendekatan empiris dan kritis terhadap kitab-kitab tersebut. Dia mengatakan bahwa dengan mencari-cari makna symbolis tersebut, dapat berakibatkan dengan penambahan dan pengurangan pada Injil yang berarti hilangnya kemurnian ajaran Jesus.

Lucian menghilangkan perubahan-perubahan yang terjadi pada kitab Injil yang diterjemahkan kedalam bahasa Yunani (Septuaginta), beliau telah mengadakan revisi terhadap empat Injil yang menjadikannya berbeda dengan Injil-Injil yang dipergunakan oleh gereja Paulus.

Lucian menolak paham trinitas dan sebaliknya begitu menekankan ajaran Tauhid, bahwa hanya Allah saja Tuhan alam semesta yang patut disembah, sedangkan Jesus hanyalah manusia biasa yang diangkat menjadi Utusan-Nya.

Atas sikapnya ini, Lucian menjalani penyiksaan dari pihak gereja Paulus dan dihukum mati pada tahun 312 M.

Arius (250-336 M) adalah salah seorang murid utama Lucian berkebangsaan Lybia yang juga bersama-sama dengan gurunya menegakkan ajaran Tauhid kepada Allah, Arius merupakan seorang presbyter (ketua majelis agama/gereja) digereja Baucalis Alexandria, salah satu gereja tertua dan terpenting dikota itu pada tahun 318 M.

Sejak wafatnya Lucian pada tahun 312 M ditangan orang-orang gereja Paulus, perlawanan Arius terhadap doktrin Trinitas semakin mengkristal, dan dalam perjuangannya ini, Arius justru mendapatkan dukungan dari dua orang saudari Kaisar Constantin yang bernama Constantina dan Licunes.

Arius dianggap sebagai seorang pemberontak Trinitas dengan mempergunakan argumen logika :

    "Jika Jesus itu benar-benar anak Tuhan, maka Bapa harus ada lebih dahulu. Oleh karena itu harus ada "masa" sebelum adanya anak. Berarti anak adalah makhluk. Maka dari itu anak tidak selamanya ada atau tidak abadi. Sedangkan Tuhan yang sebenarnya adalah abadi, berarti Jesus tidaklah sama dengan Tuhan."

Atas argumentasi Arius tersebut, sekitar seratus orang Pastur Mesir dan Lybia berkumpul untuk mendengarkan pertanggung jawaban Arius. Dan diwaktu itu juga Arius mengemukakan kembali pemandangannya :

    "Ada masa sebelum adanya Jesus, sedangkan Tuhan sudah ada sebelumnya. Jesus ada kemudian, dan Jesus hanyalah makhluk biasa yang bisa binasa seperti makhluk-makhluk lainnya. Tetapi Tuhan tidak akan binasa."

Arius juga memperkuat argumentasinya dengan sejumlah ayat-ayat Bible seperti Yohanes 14:8: "Bapa lebih besar daripada Jesus"; Seandainya kita mengakui bahwa Jesus adalah sama dengan Tuhan, maka kita harus menolak kebenaran ayat Yohanes tersebut.

Argumen Arius ini secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut :

    Jika Jesus memang "anak Tuhan", maka akan segera disertai pengertian bahwa "Bapak Tuhan" haruslah ada terlebih dahulu sebelum adanya sang "Anak".

    Oleh sebab itu tetulah akan terdapat rentang waktu ketika "Anak" belum ada.
    Oleh karenanya, "Anak" adalah makhluk yang tersusun dari sebuah "esensi" atau makhluk yang tidak selalu ada.

    Karena Tuhan merupakan suatu zat yang bersifat mutlak (abadi, alpha dan omega), maka Jesus tidak mungkin bisa menjadi "esensi" yang sama sebagaimana "esensi" Tuhan.

Argumen Arius ini tidak bisa terbantahkan, dan mulai tahun 321 M, Arius dikenal sebagai seorang presbyter pembangkang dan mendapatkan banyak dukungan dari Uskup-uskup daerah Timur. Hal ini membuat Alexandria (yang pernah membuat keputusan hukuman mati atas Origen tahun 250 M) menjadi semakin marah.

Pada tahun 336 Arius diangkat menjadi Pastur di Constantinopel dan dalam satu muslihat yang licik, dia berhasil dibunuh.

Arius pula orangnya yang sangat menentang keras keputusan Nicea pada tahun 325 M, sebelum matinya, Arius sempat mengeluh mengenai keadaan dirinya yang senantiasa mendapatkan tantangan dari orang-orang gereja Paulus kepada salah seorang sahabatnya bernama Eusibius dari Nicomedia yang merupakan salah seorang sahabatnya ketika sama-sama belajar dengan Lucian.

Eusibius dari Nicomedia berasal dari keluarga aristokrat bangsawan. Kemasyurannya menentang doktrin Paulus pun tidak kalah dengan Arius, dia dipanggil "Bapak besar" oleh para pengikut Arius.

Pada mulanya Eusibius diangkat menjadi seorang Uskup di Beirut, kemudian dipindahkan ke Nicomedia yang merupakan ibukota kekaisaran Constantinopel wilayah timur. Dia bersahabat baik dengan saudari ipar dan saingan kekuasaan dari kaisar Constantin yang bernama Licinus.

Sebagaimana Arius, perjuangan Eusibius pun mendapatkan dukungan penuh dari Constantina, saudari kaisar Constantin dan merupakan salah seorang kerabat istana yang berpengaruh.

Demikianlah kiranya.
Semoga bisa membawa manfaat kepada kita semua.

    "Sungguh, telah kafirlah orang-orang yang berkata :"Allah itu adalah al-Masih putera Maryam". Tanyakanlah:"Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan siapa saja diatas bumi semuanya ?" Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya; Ia menciptakan apa yang Ia kendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
    (Qs. Al-Ma'idah 5:17)

    Dan ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah ?". 'Isa menjawab:"Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku sama sekali tiada mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib, Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu:"Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka.".
    (Qs. Al-Ma'idah 5:116-117)

    Mereka berkata:"Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?
    (Qs. Yunus 10:68)

    "Katakan: Dialah Allâh yang Esa. Allâh tempat bergantung. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada bagi-Nya kesetaraan dengan apapun." (Qs. Al-Ikhlash 112:1-4)
 Tercatat
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.(Matius 7:21)

Sejarah Konsili Nicea

Akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh gebrakan fenomena seorang novelis Amerika Dan Brown, dengan “magnum Opus” (karya besarnya) yang kontroversial “The Davinci Code”. Kontroversi novel ini mungkin bukan hal yang baru lagi di kalangan mahasiswa Kuliyah Dakwah Islamiyah Tripoli-Libya, karena novel ini telah mendobrak pasaran buku sampai tingkat International, dan diterjemahkan ke dalam delapan bahasa dunia. Meski dianggap hayalan dan tahayul belaka karena tercover dalam balutan cerita fiktif, namun sang pengarang dengan penuh optimis mengatakan bahwa isi novelnya berdasar atas data-data akurat.

Sekedar mengingat kembali, novel ini memaparkan sebuah kenyataan yang dapat mengguncangkan keimanan umat nasrani, dikatakan bahwa sang Logos of Son atau Yesus Kristus yang diyakini sebagai tuhan anak ternyata telah menikahi salah satu murid istimewanya yang berstatus istimewa pula sebagai ‘mantan pelacur’, bernama Maria Magdalena. Maka doktrin ‘ke-ilahian-nya’ tidak lagi sah, Yesus dianggap manusia biasa, karena ‘sang tuhan’ telah menyamai tabiat manusia kebanyakan dengan menikahi seorang wanita dan bahkan mempunyai keturunan.

Novel ini tidak hanya menggelitik kaum nasrani, namun juga sebagian kalangan umat Islam, karena melihat posisi Isa atau Yesus di mata Islam sebagai salah satu Rasul yang telah diakui kredibelitas kerasulannya. Kalau dari kalangan umat nasrani, tidak diragukan lagi, novel ini menuai berbagai gugatan dan hujatan pedas yang dilayangkan kepada pengarangnya. Bahkan salah satu pendeta gereja Indonesia dalam suatu majalah Ibukota menyetarakan Dan Brown dengan murid terlaknat dari Hawary (pengikut) Isa, Yudas Iskariot, yang rela menjual sang guru seharga 30 keping perak.

Selanjutnya, bagaimana tanggapan dari umat Islam sendiri? Yang jelas, kita umat Islam, sependapat dengan Dan Brown bahwa Yesus atau nabi Isa hanyalah manusia biasa, bukan tuhan. Namun untuk anggapan bahwa Yesus telah menikah? ‘wah untuk yang satu ini lain lagi ceritanya..’

Pro kontra mewarnai pendapat kalangan umat Islam dalam menanggapi hal ini. Ada sebagian kristologi muslim yang cenderung sedikit mengamini adanya indikasi bahwa nabi Isa –boleh jadi- telah menikah, terlepas dengan siapa dia menikah. Kelompok ini menyandarkan pendapatnya pada riwayat salah satu Injil Konanik1 Kristiani, Injil Yohanes, dimana dalam riwayat itu menceritakan ‘seakan-akan’ tengah terjadi pesta pernikahan di rumahnya, meskipun tidak begitu jelas karena hal itu berdasarkan penghinaan saja. Mereka juga berdalih bahwa Al-Quran sendiri mengisyaratkan bahwa para Nabi dikaruniai Istri dan keturunan oleh Allah.

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan..(QS.Ar-Ra’du. 38)

Sedangkan dari pihak yang kontra, ada salah satu nama yang bisa saya katagorikan sebagai ahli kristologi, yang namanya tidak asing lagi ditelinga mahasiswa Kuliyyah Da’wah Islamiyah, dia adalah Ustadz. Shiddiq Bashir, seorang yang juga dikenal sebagai kaligrafer dan pakar hadist serta enginer. Dalam suatu kesempatan di salah satu ruang maktabah (perpustakaan), saya sempat menanyakann langsung komentar beliau tentang novel kontraversial Dan Brown mengenai nabi Isa-yang menurutnya telah menikah.

Dengan tegas beliau berkata bahwa novel Dan Brown itu hanya fiktif belaka. Ia menyangsikan kebenaran cerita Dan Brown yang mengatakan bahwa maria Magdalena melarikan diri ke Prancis. Kalau ditilik kembali sejarah Prancis pada masa itu, kondisi nya tidak sesuai dengan apa yang diutarkannya. Dan yang terpenting, tak ada keterangan dari Al-quran ataupun hadits yang menceritakan bahwa Isa telah menikah.

Terlepas dari pro kontra yang ada, yang jelas kita kembali menyatukan pendapat bahwa Yesus atau Isa bukanlah putra tuhan. Jadi, hanya sebagai pendapat Dan Brown saja yang bisa dibenarkan 100%. Dalam catatan sejarah Kristen sendiri, Yesus Kristus mulai ‘dilantik’ menjadi tuhan pada tahun 325 M lewat konsili Nicea yang diprakarsai oleh Kaisar konstantin I. Maka secara historis, konsili ini sangat berpengaruh dalam sejarah Kristen. Karena pengafirmasian Yesus sebagai tuhan yang diyakini sebagai salah satu landasan akidah nasrani, bermula dari sini.

Latar Belakang Konsili Nicea I

Pada permulaan abad III Masehi yang masih terhitung sebagai zaman Patristik terjadi kekacauan dogmatis yang merebak di kalangan umat nasrani di wilayah Mesir, Palestina dan Syiria. Kekacauan itu terjadi karena munculnya ajaran Arianisme yang dipelopori oleh salah seorang pendeta Prebister (imam kecil) bernama Arius dari Alexandria.

Arius sang pioner itu mempropagandakan suatu ‘doktrin menyimpang’ menyangkut eksistensi Yesus yang cukup merisaukan gereja. Dikatakan dalam doktrin tersebut bahwa Yesus hanyalah seorang manusia biasa bukan sosok Tuhan sebagaimana doktrin gereja selama ini. Yesus tercipta dari tidak ada, dari ‘benih’ Tuhan, maka tidak layak disembah setara dengan Tuhan Dia mencoba menerangkan ajaran Kristen yang dapat dimengerti oleh kaum Platonis dengan ide bahwa Tuhan Yang Maha Tinggi hanya satu. Dia berkata : ‘Tuhan bersifat unik yang tidak memperanakkan, satu-satunya yang abadi, satu-satunya yang bijak, satu-satunya yang berkuasa, jadi apabila Yesus diperanakkan oleh manusia dan tumbuh berkembang layaknya manusia biasa, maka gelar Tuhan tak layak lagi untuk disandang. Oleh karena itu Yesus masuk dalam kategori tataran makhluk biasa’. Lanjutnya, kalaupun kitab Injil menyebutnya sebagai anak Tuhan maka hendaknya kalimat tersebut tidak boleh diartikan secara denotative tapi konotatif yang berarti: Pengangkatan Isa pada status Ilahiyah saja, bukan esensi Tuhan itu sendiri. Meskipun begitu, Kristus tetap merupakan makhluk yang tertinggi diantara semua makhluk Tuhan.

Hembusan ajaran Arianisme awalnya tidak begitu dihiraukan oleh pihak gereja karena mereka mengira doktrin itu tidak akan berpengaruh kuat pada kelangsungan keagamaan mereka. Namun sayangnya kenyataan berbicara lain. Arus Arianisme berjalan begitu pesat seiring waktu dengan diwarnai berbagai kerusuhan . Pihak gereja pun menyadari bahayanya ajaran tersebut karena propaganda Arius menyangkut hakikat eksistensi Tuhan. Suatu masalah vital bukan sekedar warna-warni teoritik dogmatis belaka.

Mereka pun berupaya mencari solusi penyelesaian polemik dogmatis yang kian meruncing. Kaisar Konstantin I yang hidup di masa itu mencoba menengahi perdebatan yang meretakkan gereja yang akan berakibat pula pada pecahnya romawi atas wewenang kaisar dihimpunlah para uskup dari seluruh gereja guna mendefinisikan keimanan ketuhanan nasrani yang sesuai dengan Injil. Maka diadakanlah suatu sinode pada tahun 325 M di Nicea dekat Maskar kekaisaran di wilayah Nicomedia.

Pelaksanaan Konsili Nicea 325 M

Konsili ini dibuka pertama kali pada tanggal 20 Mei tahun 325 M. Konsili ini berlangsung sekitar dua bulan lamanya.

Sekedar catatan, turun tangannya kaisar Konstantin sendiri dalam urusan keagamaan pada sinode ini mengisyaratkan adanya kontrol kekaisaran atas gereja. Konstantin sendiri sebenarnya bukanlah orang Kristiani. Saat itu dia masih menganut kepercayaan Paganisme, penyembah Dewa Matahari sehingga beberapa literature sejarah menyebut sinode ini dengan ‘Political Theology’ konsili ini menghadirkan 318 Uskup dari seluruh gereja . Gereja timur mendominasi dalam pertemuan. Barisan terpenting dari undangan itu adalah Arius dengan para pengikutnya dan uskup Aleksander (Alexandria-ed) bernama Athanasius yang terkenal paling gigih melawan ajaran-ajaran Arianisme.

Banyak sekali agenda Nicea yang dibahas saat itu, diantaranya yang terpenting adalah:
§ Permasalah Arianisme.
§ Perayaan Paskah Nasrani.
§ Pembabtisan orang-orang sesat.
Dari ketiga agenda itu yang dinilai paling substansial adalah permasalahan Arianisme.

Hasil Rumusan Konsili Nicea.
Hasil-hasil rumusan Nicea diantaranya:
§ Pengakuan resmi inkarnasi Yesus berasal dari satu esensi tuhan bapa atau yang dikenal dengan ‘Samenes of Essence homoousion’
Kredo ‘homoousion’ ini sebenarnya adalah ide pribadi dari kaisar Konstantine sendiri karena dia terlalu gusar melihat perdebatan diantara para uskup yang berkepanjangan. Konstantine mengajukan ide itu untuk menengahi perdebatan yang ada dan sedikit memaksa semua uskup yang menghadiri pertemuan ini untuk menandatangani persetujuan Kredo homoousion .

Karena sangat segan terhadap raja dan takut dengan ancaman pedang kaisar akhirnya para uskup menandatanganinya meskipun dengan berat hati kecuali 2 uskup saja diantaranya adalah Arius.

Sejarah Konsili Nicea

Arius juga diusir dari gereja, dan ajaran Arianisme divonis sebagai ajaran Hereys atau ‘bid’ah’ Arius dikutuk dan diusir dari gereja dengan beberapa uskup yang turut membelanya diantaranya Theonas dari Ptolemais (Libya) dan Secundus dari mamarica. Ada juga pendeta yang turut diusir lantaran enggan mengutuk Arius namun turut menandatangani persetujuan Kredo ‘Homoousin’ yaitu Eusebius dari Nikomedia. Buku berjudul ‘Thalia’ yang memuat semua konsep pemikirannya dikumpulkan dan dibakar habis. Pendiskreditan terhadap Arius dan pengikutnya tidak membuat gerakan tersebut lantas padam, justru intimidasi dari pihak gereja mendorong pengikut Arianisme untuk terus melawan gereja. Arianisme terus bertahan selama 300 tahun lamanya. Ajaran ini sempat menyebar di sejumlah suku Germanik di Eropa barat khususnya suku-suku Goth dan Longbord. Pengakuan inkarnasi Yesus ini melahirkan ‘kredoo keimanan Nicea” yang berbunyi:

“Kami beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Bapa yang maha kuasa. Pencipta segala sesuatu yang dapat dilihat dan yang tidak dapat dilihat. Dan kepada satu tuhan Yesus kristus, anak Allah. Satu-satunya anak tuhan Bapa. Yang berasal dari substansi (Oesia) Tuhan Bapa. Tuhan dari Tuhan , Cahaya dari Cahaya. Tuhan sejati dari Tuhan sejati. Diperkenankan, tidak diciptakan. Dari satu substansi (Homoousin) dengan Tuhan Bapa. Yang melaluinya segala sesuatu diciptakan segala yang di langit dan di bumi. Yang menderita demi keselamatan kita, turun dijadikan manusia. Yang menderita, bangkit kembali pada hari ke-tiga, naik ke langit. Dan akan datang untuk menjadi Hakim bagi yang hidup dan yang mati. Dan kami beriman kepada Roh Kudus.”

Penetapan hari Paskah Kristen.

Ditetapkan pada minggu pertama setelah bulan purnama pada musim semi, antara bulan maret sampai april.
Perumusan 20 hukum baru gereja.
Rumusan-rumusan hukum gereja ini disebut dengan ‘20 konun gereja’ suatu rumusan hukum yang bersifat relative, salah satu diantaranya adalah: pernyataan bahwa pembabtisan yang dilakukan oleh para penyesat tidak sah.
Penetapan lambang dewa matahari Sol invictus yang berupa sinar bersilang sebagai lambang nasrani.
Hari minggu dijadikan sebagai hari agama.

Konsili Nicea berakhir pada 25 Juli 325 M bertepatan dengan ulang tahun kaisar yang ke 25. Dalam pidato penutupannya Kaisar menyatakan kebenciannya yang mendalam akan pertikaian theology dogmatis.

Perlu digarisbawahi bahwa pada sinode ini Ruhul kudus belum diakui secara resmi sebagai salah satu oknum trinitas, hanya sebatas diakui keberadaanya saja. ‘Ketuhanan’ Ruh kudus baru diakui pada konsili Konstantinopel (Constantin Council) pada tahun 318 M yang diprakarsai oleh Macedonius dan Teodonius yang menjadi kaisar pada saat itu. Pada saat itulah untuk pertama kalinya rumusan tri tunggal nasrani terangkum jelas meski tidak semua kalangan nasrani menerimanya.

Konklusi
Setelah membahas sekilas sejarah Konsili Nicea, mungkin dari kita akan terbersit suatu pertanyaan, bagaimanakah nilai timbangan keimanan kaum Aranis (pengikut Arius) dimata Islam, yang mengakui keesaan Allah dan mengingkari dogmatis trinitas nasrani sebagaimana ajaran Islam? dalam hal ini, ada baiknya kita kembali membuka kembali lembaran sejarah dimana nabi Muhammad, melihat bagaimana sabda beliau (cuplikan) beliau dalaam suratnya yang ditunjukksn kepada raja Heraklius dan Muqouqis ketika menyeru keduanya kepada agama Islam :

أسلم تسلم فإلاّ فعليك إثم الاريسين
"masuklah islam niscaya kamu akan selamat, jika tidak maka bagi kamu dosa kaum Aranis"
Sebagian ahli hadist menafsirkan hadits ini bahwa kaum Aranis diibaratkan sebagai kaum yang tidak mau mengakui kebenaran, padahal mereka sebenarnya mengerti hakikat dari kebenaran tersebut. Wallahu A'lam bi-sh-shawaab.

* Tulisan ini pernah saya posting di blog saya yang dulu, yang sebelumnya saya tulis untuk buletinnya mahasiswa Indonesia di Libya, Ukhuwah. Di blog ini dah banyak yang saya cut, tidak sama seperti pada draft aslinya, termasuk foot note nya. Saya cut biar gak terlihat serem tulisannya.






Pendeta Tewas Digigit Ular Krn Ayat Bible PALSU ini
video kuasau mkjizat


Kasihan ya UMKRIS,Ratusan Tahun di bodohi oleh para Pakar sejarah Gereja

4 komentar:

  1. mnrt sy Islam yg dibawa nabi Muahmmad itu utk menyempurnakan ajaran-ajaran Tuhan yg dibawa oleh para rasul sebelum beliau diutus. Bagi Arius dan para pengikutnya mgkn tdk kaget dgn datangnya Islam krn mereka pasti tau akan kedatangan mesiah setelah Yesus(Isa Al-Masih)

    BalasHapus
  2. Klo gak tau mendalam tentang agama kami janganlah engkau seenaknya sendiri me fitnah agama kami, karna anda belum tau jadi anda seenaknya me fitnah kami

    BalasHapus
  3. Klo gak tau mendalam tentang agama kami janganlah engkau seenaknya sendiri me fitnah agama kami, karna anda belum tau jadi anda seenaknya me fitnah kami

    BalasHapus
  4. Andrean dimas , kenyataanya memang seperti itu bung, baca buku davinci code

    BalasHapus